MENGKAJI HUSTLE CULTURE YANG DILAKUKAN PANDJI PRAGIWAKSONO DALAM KONTEN "WORK lIFE TRAMPOLINE"

nama: akbar febryansyah
npm : 202046500272
kelas : R4E
kelompok : Pulen Tilis

                        PENDAHULUAN 

 

A. LATAR BELAKANG

    Hustle culture merupakan budaya bekerja keras. yang dimana orang-orang harus berkerja dengan bergerak lebih gesit. dalam arti untuk berkerja melampaui batas waktu. hustle culture pada masa kini sudah mudah di terapkan. dikarenakan perkembangan teknologi sudah semakin maju. dimana orang-orang mudah mendapatkan informasi melalui media sosial media sosial tidak hanya sekedar untuk mencari informasi saja. namun sebagian orang-orang media sosial di manffatkan untuk berbisnis dan berkerja

   Dalam hustle culture, orang-orang di tuntut untuk berkerja lebih keras. untuk tidak menunda-nuda waktu. karena dalam hustle culture waktu adalah uang yang berperinsip untuk meraih jabatan,kakrir,dan kesuksesan lebih mudah. namugn hustle culture ini memiliki dampak yang negatif yaitu fisik kesehatan menjadi tidak baik dan mental menjadi terganggu.

   Work life trampolin merupakan konten youtube pada chanel pandji pragiwaksono. yang dimana pada konten tersebut pandji tidak setuju dengan work life balance. work life trampoline itu ialah berkerja dengan agresif yang dimana harus berkerja di banyak tempat yang tidak pernah mengenal waktu. menurut pandji work life balance tidak baik. dikarenkan tidak bisa memisakan yang mana work dan yang mana life. pandji melakukan work life trampoline dikarenkan dapat menghidupi kehidupannya yang lebih sukses dari dahulunya.

    Dengan dari memulai untuk menerapkan work life trampoline adalah. mencari pekerjaan yang di sukai untuk di jalankan dalam kehdiupan. agar pekerjaan tersebut tidak menjadi beban. orang-orang yang sudah menjalankan work life trampoline maka work life balance tidak lagi di butuhkan. karena orang-orang yang menjalankan work life trampoline menjadikan pekerjaan adalah dari bagian hidup, dan hidup adalah pekerjaan nya. seperti halnya berkerja pada pagi hari hingga siang hari dan waktu di siang hari hingga malam masih kosong. waktu tersebut di gunakan untuk berkerja di tempat lain.

    Konten work life trampoline pada chanel pandji pragiwaksono ini banyak di jadikan permasalahan. dikarenkan pada saat itu panji update twitter dengan topik menanyakan tentang pekerjaan di jam 00.44 WIB pada tim kerjaanya. konten ini di sebut dengan 00.44. ramai jadi perbincangan di twitter banyak netizen yang memperbandingkan dengan work life balance. dikarenakan work life trampoline menurut sebagian netizen tidak baik untuk di kehidupan sehari-hari. namun pandji tetap membantah work life balance. diakrenakan dimasa yang produktif di umur 25th-30th. pandji mengatakan "apa tidak bisa meluangkan waktu untuk mencari pekerjaan yang membuat pekerjaan itu cape namun membuat bahagia". pada konten ini pandji pragiwaksono  mengajak orang-orang untuk menerapkan work life trampoline.

     Penting nya work life trampolin  dikaji dengan semiotika. semiotika menurut Ferdinand De Saussure di bagi menjadi 2 yaitu penanda dan pertanda. "penanda"work life trampolin bekerja dengan melompat-lompat "pertanda"  dalam arti berkerja tidak hanya di satu tempat saja namun berkerja di banyak tempat. work life trampoline berkerja yang dimana tidak mengenal waktu. di setiap waktu hanya mngenal pekerjaan karena setiap waktu bagi yang menjalakan work life trampoline adalah waktu ialah uang. work life trampoline ini bertujuan untuk menjadikan kita lebih cepat untuk mendapatkan kesuksesaan yang lebih mudah.


 B.RUMUSAN MASALAH

1. mengapa Pandji Pragiwaksono menerapkan budaya hustle culture dalam konten "Work Life Trampoline"

2. apa yang Pandji Pragiwaksono lakukan dengan konten "Work Life Trampoline" sebagai influencer dalam memberikan dampak positif kepada masyarakat?

3. bagaimana konten dari Pandji Pragiwaksono yang berjudul "Work Life Trampoline" dilihat dr perspektif semiotika? 

 

    Menurut pandji pragiwaksono budaya hustle culture ialah dimana orang-orang harus bekerja tidak mengenal batas waktu. pandji pragiwaksono menerapakan budaya hustle culture untuk menjadikan masa muda dia tidak habis hanya untuk menyimpan waktu saja. hustle culture membuat pandji pragiwaksono menjadi lebih aktif dalam melakukan kesaharianya. dikarenakan hustel culture menurut pandji, orang yang berkerja menjadikan pekerjaan bagian dari hidup, dan hidup adalah pekerjaanya. orang yang sudah menerapkan work life trampoline menurut pandji. pekerjaan tidak menjadikan beban di kehidupannya di karenakan pekerjaan itu ialah bagian dari hidup.

   Budaya hustel culture diterapkan oleh pandji pragiwaksono berdampak bagi di kehidupanya. seperti karir,kesuksesaan dan jangkauan pekerjaan sanggat luas. budaya hustel culture ini menurut pandji sanggat menyenangkan. karena pandji sudah mendapatkan pekerjaan nya yang membuat ia menjadi cape namun bahagia. dari cape dan bahagianya itu membuahkan hasil yang baik di kehidupanya. pandji mengajak orang-orang untuk menerapkan budaya hustle culture. agar tidak selalu berpacu dengan work life balance. menurut pandji work life balance pekerjaan hanya menjadi beban hidup saja.

    Pada konten work life trampoline budaya hustle culture sanggat di terapakan sekali oleh padji pragiwaksono. seperti menanyakan pekerjaan pada tim kerjaanya pada jam 00.44 WIB. hustule culture di kehidupan pandji menjadi hal yang membuat dia menjadi sanggat bahagia. karena menurut pandji dampak dari menerapkan budaya hustle culture menjadikan hidup lebih menyenangkan dan tidak menjadi  beban. serta kalau kita menerapkan ini dimasa yang produktif akan menikmati hasil akhir yang baik.

   Pandji pragiwaksono pada konten ini memberikan dampak postif kepada masyarakat. untuk menjadikan work life trampoline bukan hanya sekedar berkerja tidak mengenal waktu saja. namun work life tampoline ini mengedukasi kepada masyarkat di umur yang masih muda agar suatu pekerjaan itu tidak menjadi beban di hidupnya. work life trampoline ini dapat menjadikan hidup lebih siap untuk dimasa yang akan datang. dimasa ini work life trampoline sudah sangat mudah di jalankan. sebagaimana masayarkat memanfaatkan waktu dan teknologi dengan baik

    Konten ini dapat membawa pengaruh postif bagi masyarakat. konten ini sangat membuat terpacu untuk menyiapkan work life trampoline. menurut pandji di konten ini masyarakat agar tidak selalu melakukan life work balance. dikarenkan bila iselalu melakukan work life balance hidup akan menjadi dibebani oleh pekerjaan. masyarakat harus mencari pekerjaan yang membuatnya cape namun bahagia. dalam arti masyarkat bila sudah mendapatkan pekerjaan yang membuat cape namun bahagia, hidup menjadi lebih menyenangkan.

    Di dalam konten ini juga menggubah pola pikir masyarakat menjadikan pekerjaan itu seperti bayangan diri yang selalu menemani dimana pun. work life trampoline dapat mempengaruhi kehidupan yang lebih baik. karena kalau kita menyiapkan dimasa yang produktif ini, nanti di masa tua kita akan menikmati hasil dari bekerja keras di masa muda. masyarkat juga mendapat efek yang sangat positif bila work life trampoline di jalankan. work life trampoline bukan hanya sekedar mencari kebahagiaan di hidup saja. namun efek dari work life trampoline ini masyarakat dapat menghargai waktu dengan baik.

    Prespektif semiotika dalam konten pandji pragiwaksono yang berjudul work life trampoline. semiotika yang di jelaskan oleh Ferdinand De Saussure di bagi menjadi 2 yaitu penanda dan pertanda. pada konten ini "penanda" ialah  00.44 WIB. "Pertanda"  00.44 ini ialah membahas tentang pandji yang dimana menanyakan pekerjaan kepada tim kerjanya di whatsapp. lalu konten itu di upload ke twitter oleh pandji. namun konten tersebut booming. banyak yang membandingkan work life balance dan work life trampoline. pada konten ini pandji mengedukasi work life trampoline  bukan hanya sekedar bekerja melompat-lompat di tempat pekerjaan yang berbeda atau bekerja dengan melampaui batas waktu saja. pandji mengedukasi work life trampoline ini. agar kita bisa membedakan yang mana life dan yang mana work. dalam work life trampoline ini di jelaskan cari lah pekerjaan yang membuat capek namun bahagia. dalam work life trampoline kita tidak akan membebani pekerjaan dengan kehidupan, karena pekerjaan itu adalah bagian dari hidup.



 

C. TUJUAN PENELITIAN

    Berdasarkan rumusan masalah. tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah. utnuk membantu memperkenalkan budaya kerja keras yang pandji pragiwaksono lakukan, beliau merupakan cerminan sosok yang memiliki mentalitas pemenang dan mengejar pekerjaan yang membuatnya bahagia setiap harinya.


D. MANFAAT PENELITIAN

    Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah Selain Work Life Balance, ada cara baru yakni pembaca juga mampu menerapkan Work Life Trampoline, yaitu pekerjaan merupakan bagian dari hidup dan hidup bagian dari pekerjaan yang menjadi satu dan melompat lompat seperti di dalam trampoline.

 

 

 

 

 

     



 

     

    

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Objek Kajian Semiotika (lukisan Basoeki Abdullah) Topeng Sandiwara Kehidupan

kajian literatur

REVIEW JURNAL KESENIAN DAN DESAIN